siluet pepohonan kala surya terbenam
yang kau nanti setiap senja
mengingat segala ‘kan semakin gelap
menyelimuti hingga pekat
berkas cahaya yang menelisik masuk
diantara rimbun daun
saat dirimu rebah terlindung ‘payung’
dibawah panas, sekali waktu
deru mesin antara merah dan hijau
sesaat ia berjalan, akan berteriak
ditambah klakson, dan seruan
menambah ramai kala ‘melangkah’
kapan aku bisa menjadi senja ?
yang setiap ia bertemu muka
selalu baru, selalu indah
selalu mengagumkan
pun aku ingin menjadi matahari
yang silaunya menjadi cantik
saat ia tertutup daun mozaik
membawa tenang dibawah terik
tapi inilah aku,
gradien suara yang timbul
dari merah menjadi hijau
diam lalu melangkah
gradien yang kemudian mengecil
perlahan, lalu monoton
termakan aksi peloton
berakhir tak kontinu
seperti pemutar kaset, dan kasetnya
akan ada waktu kasetnya perlu dibalik
akan ada waktu penggantian baterai
akan ada waktu segalanya usang, usai.